Pustaka Digital Ibu dan Anak


Kiat Unik Atasi Masalah Nonteknis Menyusui

Posted in Parent Guide by nugraad001 on June 6, 2007

parent-guide.jpg

Masalah nonteknis kadang tak kalah rumit dengan masalah teknis. Hal itu juga berlaku ketika Anda menyusui.Apa sih sebenarnya masalah-masalah nonteknis menyusui? Bagaimana cara mengatasinya? Dua kiat di bawah ini mungkin jarang terdengar, namun terbukti efektif.

Bayi belum pandai menyusu dan menyebabkan puting nyeri; payudara bengkak karena terlambat diisap bayi; ASI perah hanya sedikit padahal produksi melimpah – adalah contoh-contoh masalah teknis menyusui. Untungnya, aneka referensi dan panduan sudah siap menjawab permasalahan di atas. Tapi bagaimana dengan masalah-masalah nonteknis? Seperti, mertua yang terus-terusan menyuruh Anda memberi si kecil susu formula? Atau bingung menemukan makanan/minuman/ramuan pelancar ASI? Dua orang ‘breastfeeding veteran’ membagi kiat uniknya untuk Anda.     

Minum Laktogog Ramuan Pak Tua
“Saya ingin sekali memberi si kecil ASI eksklusif 6 bulan, dan terus menyusui minimal sampai ia berusia 2 tahun. Tapi saya bekerja. Dan hampir semua ibu bekerja yang saya kenal, gagal menyusui gara-gara ASI mereka terus berkurang dan habis tak lama setelah kembali bekerja. Maka saya mulai bertanya kanan-kiri.Makanan/minuman/ramuan apa yang bisa bikin ASI berlimpah? Banyak orang memberi saran.

Seperti,”Minum pil pelancar ASI! Makan bangkuang! Ngemil kacang-kacangan!” Nah, saya kurang sreg dengan dua saran pertama. Cuma saya pikir, saran ketiga cukup oke. Tapi, saya takut jerawatan kalau kebanyakan ngemil kacang goreng. Sementara kacang rebus atau sangrai, saya tak terlalu suka. Apalagi kacang yang disangrai di dalam pasir. Ih, pahit! Kacang disup atau dibubur? Ah, seberapa banyak saya sanggup memakannya? Keduanya kan cepat bikin  kenyang. Eh, tunggu dulu. Bukankah saya hobi jajan bubur kacang hijau dan ketan hitam Pak Tua – begitu saya memanggilnya – yang tiap hari lewat di depan rumah dengan gerobak dorongnya?

Singkatnya, saya berlangganan sebotol air kacang hijau tiap pagi. Pesan saya, air kacang hijaunya jangan diberi santan. Pemanisnya pun dari gula merah, bukan pemanis buatan. Pagi sebelum berangkat ke kantor saya minum 1,5 gelas. Sisanya disimpan di lemari es untuk diminum malam hari pulang kantor. Itu saya lakukan lebih kurang selama 2 tahun. Hasilnya? Target ASI Eksklusif 6 bulan dan melanjutkan menyusui sampai 2 tahun tercapai. Bahkan waktu anak saya berhenti menyusu di usia 3 tahun lebih, ASI saya masih keluar! Belakangan saya berpikir, mungkin saja air kacang hijau tidak sungguh-sungguh memperbanyak ASI. Tapi paling tidak, racikan Pak Tua itu menjadi laktogog buat saya. Laktogog adalah makanan, minuman atau ramuan khusus yang diyakini bisa meningkatkan persediaan ASI. Cara kerjanya tak seperti obat, melainkan sekedar membantu ibu menyusui merasa ‘pede’ alias percaya diri, dan tenang.” – Nana (37 tahun), ibu 1 anak, Jakarta Selatan.
 
Buatkan saja susu… untuk sang ayah
“Sejak awal ibu mertua tak setuju bayi kami hanya diberi ASI. Jadi beliau menyuruh putranya (suami saya) menyetok susu formula di rumah. Untuk jaga-jaga, katanya. Nah, pada suatu malam bayi kami terbangun dan menangis – lebih keras dan lebih lama dari biasanya. Ibu ikut bangun, berusaha membantu menenangkan cucunya

Ia pun menggendongnya keluar kamar kami, dan terus mendesak kami agar membuat susu formula. Saya dan suami bingung, karena sudah bertekad memberi ASI eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan. Tiba-tiba suami tersenyum. Ia berbisik menyuruh saya membawa si kecil kembali ke kamar untuk disusui, sementara ia pergi ke dapur menakar susu formula dan air di dalam botol, dan mengocoknya. Sambil mengocok botol susu kuat-kuat (berharap suara kocokan terdengar jelas oleh ibu di kamarnya) dan berseru “Susunya sudah siap!”, suami masuk kamar dan mengunci pintu. Tanpa saya sangka, ia membuka dot botol, dan menenggak isi botol sampai habis. Saya pun tergelak melihatnya. Sejak saat itu, kami menganggap siasat ini sebagai  jalan tengah dalam kondisi ‘darurat’. “Kami tetap membuat susu formula kok… tapi untuk ayah si bayi!” “ – Khadijah (33 tahun), ibu 3 anak,Tangerang.

Nah, mudah-mudahan dua kiat di atas bisa menjadi inspirasi Anda. Tapi ingat, setiap ibu, bayi, dan kegiatan menyusui itu unik lho. Alias tak ada yang sama persis. Jadi selanjutnya, Anda harus kreatif dan tak kenal menyerah mencari kiat menyusui yang paling pas.  Happy ‘unique’ breastfeeding! PG

Powered by ScribeFire.

Leave a comment